Halaman

Senin, 28 Februari 2011

My Own Poetry


You’re Mine

Your body is so clean
Make me comfortable with you
Your body is so thin
Because...that is you
                       
                        When it’s rain..
                        You make  me not wet
                        You protect me from the sun
                        When it’s be hot

You always decorate me
You alwaya protect me
You always accompany me
Because...you’re my  jacket


My Spoilt Friend

You are a human
You are a spoilt woman
You are so amart
But you not like art..

                   You have four eyes in your face...
                   Because you wear glasses..
                   You have something in your finger
                   And you never let it go...never..

You have a white skin...
And that is so clean
With long and straight hair..
And always be soft hair
                  
You are my friend
                   My one and only friend..
                   You always listen to me
                   And you always entertaint me

You’re so kind to me
You’re like angels to me
Because... you’re friend of me
And that’s the true from me     

My Own Short Story "Tini Vs Muni "

Ada sebuah jalan di daerah sibuk di kompleks SMA Kita Jaya, Bandung. Disana banyak orang, motor dan mobil yang berlalu lalang untuk mengantar siswa-siswa pada tahun ajaran baru. Disana ada banyak mobil angkutan yang mengantri di depan sekolah. Dan sekarang sudah pagi, maka semua toko disekitar sekolah mulai dibuka. Suasana sekolah itu sangat nyaman karena memiliki lahan yang luas untuk taman, kelasnya terbuat dari kayu serta jendela yang terbuka.
Pada hari itu, ada seorang siswa perempuan dengan baju berbeda memasuki kelas XI. Bahasa. Dia memakai seragam dengan sangat rapi tanpa keluar sedikitpun, panjang roknya ¾ dari panjang kakinya, bajunya kebesaran, rambutnya dikepang dan dia memakai kacamata tebal. Siswa ini pindah ke SMA Kita Jaya karena di sekolahnya yang dulu tidak memiliki jurusan bahasa. Siswa itu adalah Muni Dewi Kunti. Sejak awal Muni dijauhi oleh teman-teman barunya termasuk Tini dan Fea. Tini adalah seorang siswa yang pandai dan gaul tapi dia juga jahil kepada teman-temannya. Fea adalah siswa yang setia terhadap sahabatnya tapi dia tidak sepintar Tini.
Di hari pertamanya Muni selalu diejek oleh Tini. Tapi pada hari kedua, semua orang di sekolah mendekati Muni, termasuk Fea sahabat Tini. Tini berfikir, mengapa Muni bisa mendapatkan kepercayaan teman-temannya dengan mudah. Suatu malam Tini datang ke ruang TU sekolahnya untuk mencari identitas Muni. Sebelum membuka rak kelas XI.Bahasa ada angin aneh yang membuat kertas-kertas di ruangan itu berjatuhan. Tinipun segera merapikan nya, tapi saat merapikan Tini merasa ada sesuatu yang berjalan melewati ruangan itu 2x dan Tini tidak memperdulikannya. Untuk ketiga kalinya Tini merasakan hal itu. Tini segera meletakkan kertas-kertas yang telah ia rapikan di atas meja, dengan perasaan takut Tini keluar dan melihat sosok perempuan berbaju putih berjalan menuju kelasnya.
“Hei....kamu siapa?”
Sosok itu berhenti sebentar, berjalan lagi, “Hei!” teriak Tini dan sosok itu meghilang.
Kini hanya ada lorong kosong tanpa seorangpun, hal itu membuat Tini ketakutan dan segera pergi dai sekolah itu. Tapi saat di depan gerbang Tini melihat sosok itu sedang melihat ke arahnya dengan mata melotot. Tini masuk sekolah setelah 2 hari demam. Saat berjalan menujJu kelasnya Tini menjadi sedikit takut karena kejadian yang lalu. Sebelum sampai ke kelas Tini melihat Muni bersama Dio, pacar Tini. Ternyata selama  Tini tidak masuk Muni mendekati dan mempengaruhi Dio yang meninggalkan tanda love di leher Dio. Tinipun membiarkannya dan duduk di bangku pojok serta menghela nafasnya, “hahhhh”.
Waktu berlalu hingga 1 semester, Muni dan Dio semakin mesra. Hal itu membuat Tini kesal dan memutuskan untuk mengikuti Muni saat Muni tidak pulang bersama Dio, saat itu adalah hari Jumat. Tini mengikuti Muni hingga ke kuburan, setelah itu Tini bersembunyi di belakang pohon besar karena Muni sedang memperhatikan sekitarnya. Disana Tini melihat bahwa Muni menggali satu kuburan lalu masuk ke dalamnya selama 10 menit dan keluar dengan membawa sebuah tali pocong. Karena takut ketahuan, Tini segera berlari menuju rumah neneknya karena dekat. Setelah sampai di rumah neneknya, Tini menceritakan semua hal tentang Muni. Mendengar cerita Tini, nenek Tini menjawab,
“Kamu tidak terpengaruh karena kamu memakai kalung pemberian nenek dan semua anak serta cucu nenek memakai itu agar terhindar dari bahaya”. Setelah mendengar penjelasan dari neneknya Tini pulang dengan diantar oleh supir neneknya.
Setelah masuk ke kamar, tini merebahkan dirinya ke kasur serta menghela nafas. Dengan berfikir panjang, Tini memberitahukan semuanya kepada Fea dan teman-teman yang dapat dipercayai dan meminta mereka  untuk mengikuti Muni pada hari jumat setelah pulang sekolah.
Hari jumat tiba dan bel akhir sekolah telah berbunyi. Tini, Fea dan teman-temannya segera mengikuti Muni yang saat itu pulang sendiri. Suara kaki yang ,engikuti tidak terdengar karena tanah yang basah. Sebelum Muni menengok, Tini, Fea dan yang lain sudah berada di belakang pohon besar. Sebelum melihat aksi Muni, Tini berpamitan karena orang tuanya memintanya untuk cepat pulang. Fea dan yang lain memperhatikan Muni dan ternyata semua yang dikatakan Tini adalah benar. Karena itu mereka semua menjadi ribut dan hal itu membuat Muni menengok dan mengetahui kehandiran mereka. Karena marah, Muni membunuh mereka semua dengan kekuatan yang baru dia dapatkan. Darah-darah bercucuran dan hujan turun dengan deras, membuat jalan yang berwarna coklat menjadi merah tua. Untuk menutupi semua kesalahannya, Muni menutup semua mayat temannya dengan daun pisang.
 Sehari setelah kejadian itu, sekolah menjadi sepi dan tegang karena beberapa siswa belum diketahui keberadaannya. Saat guru dan para wali kebingungan, ada seorang pedagang yang datang ke sekolah dan memberitahukan bahwa dia menemukan banyak mayat dengan seragam SMA Kita Jaya. Nenek Tini yang juga tahu tentang mayat-mayat itu datang ke sekolah Tini dan mengajaknya untuk memberitahukan semua kelakuan Muni. Akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk mengluarkan dan memasukkan Muni ke Rumah sakit Jiwa. Muni ingin kabur tapi semua pintu dijaga oleh security. Munipun tertangkap oleh pihak sekolah lalu dibawa dan dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa.
Kini Muni menjadi gila dan tidak dapat menggunakan kekuatannya karena ia telah melanggar aturan, yaitu tidak boleh membunuh orang yang berada di bawah kontrolnya. Semua murid yang terpengaruh oleh Muni sekarang sudah bisa bebas, termasuk Dio. Kini Dio kembali ke pelukan Tini. Dengan kasih sayang mereka berpelukan dan saling berciuman. Semua yang tadinya berantakan kini telah kembali menjadi normal.
HAPPY ENDING